Prosesi upacara perang obor ini berlangsung setelah isya' pada hari senin malam selasa bulan Dzulhijah. sebelum acara di mulai, di adakan berbagai macam ritual di desa tegal sambi, diantaranya yaitu dilakukanya selamatan ke tuju tempat yang dikeramatkan didesa Tegal Sambi bersama para bayan, dan Lurah Tegal Sambi . Setelah itu dilakukan penyembelihan kerbau jantan muda yang belum pernah dipakai untuk membajak sawah. Penyembelihan ini dilakukan di depan rumah petinggi desa Tegal Sambi .
Pada sore hari menjelang malam selasa Pon. Salah satu perangkat desa(bayan) dan seksi keamanan menaruh sesajen (berupa kendil berisi darah kerbau, sebagian jeroan, dan daging yang sudah dimasak).
Menjelang isya' acara segera dimulai, banyak warga dari luar desa bahkan luar kota ataupun mancanegara yang datang menyaksikan. Sebelum api obor disulut pada pukul 20.00 WIB, petinggi diarak oleh pasukan obor mulai dari rumahnya hingga ke pusat upacara, di perapatan jalan tengah desa. Petinggi mengenakan pakaian adat jawa, diapit dua pawang api dan sesepuh desa. Perang Obor diikuti sekitar 50 -100 peserta. Perang berlangsung sekitar 1 hingga 2 jam sampai blarak habis. Jika ada salah satu peserta yang terkena luka api . Pasukan perang obor segera menuju ketempatnya petingi desa yang bernama ki Songgo buwono untuk diobati dengan air kembang pusaka yang turun temurun diwariskan kepada kepala desa Tegal sambi.
.